Selasa, 17 November 2009
Kontroversi film 2012
Sejak dirilis 12 November silam, antrean panjang penonton terus berlangsung. Mereka rela berdesak-desakan dan mengantre berjam-jam demi mendapatkan tiket film yang bercerita tentang akhir zaman ini. Tak sedikit dari mereka yang terpaksa pulang karena kehabisan tiket. Ledakan penonton ini tentu saja membuahkan keuntungan bagi rumah produksi Columbia Pictures.
Film ini menceritakan mengenai akhir zaman yang diyakini terjadi pada 21 Desember 2012. Skenario buram semesta alam itu terinspirasi oleh kalender bangsa Maya. Diramalkan bahwa pada periode 1992-2012, bumi akan dimurnikan dan peradaban manusia akan "disempurnakan". Warga masyarakat Maya berdiam di wilayah selatan Mexico sekarang (Yucatan) Guetemala, bagian utara Belize dan bagian barat
Honduras.
Secara ilmiah, ramalan suku Maya juga diperkuat dengan hitung-hitungan para ilmuwan mengenai Supervulkan Yellowstone. Menurut mereka, Yellowstone memiliki siklus letusan dahsyat setiap 600 ribu hingga 700 ribu tahun. Dan diperkirakan, sesuai siklus, 2012 merupakan tahun terjadinya letusan tersebut
Sutradara film fiksi-sains Roland Emmerich mengangkat isu "hot" dunia yang nota bene sedang meronta dari pagutan krisis global., dengan mengusung berakhirnya siklus sistem penanggalan kuno bangsa Maya pada 21 Desember 2012, sang sutradara menjejalkan tema demi tema dari kematian, kerusakan dan kekacauan alam semesta. Mata publik diledakkan oleh aneka melodrama kehidupan yang serba sementara. Tiada yang abadi bagi perjalanan waktu planet bumi ini.
Lakon Hollywood sinonim dengan mitos kepahlawanan. Emmerich yang memerankan John Cusack sebagai pria dari keluarga biasa Jackson Curtis, bersama para pemain berbakat lainnya seperti Amanda Peet, Chiwetel Ejiofor, Oliver Platt, Thandie Newton, Jimi Mistry, Thomas McCarthy, Danny Glover dan si mata liar Woody Harrelson, tampil sebagai pahlawan. Mereka hendak memutar terus jam waktu alam semesta. Mereka hendak memerankan figur revolusioner abad ini dengan menulis diktat penyelamatan bagi spesies-spesies semesta alam dari kehancuran. Mereka hendak terus melihat fajar menyingsing di bumi ini. Pada 2012, ilmuwan memprediksi bahwa bakal terjadi badai matahari yang belum pernah ada sebelumnya.
Tapi, sebagian orang memandang film yang dibintangi John Cussac ini sarat dengan muatan ideologi kapitalisme. Meski di tengah kehancuran ekonominya, Amerika tak ingin mengakui bahwa kapitalisme telah gagal atau bahkan mati. Amerika belum sudi mengakui China dengan segala perangkat nilainya, kini, menjadi jawara di bidang ekonomi. Bagi publik Amerika, China cuma menjadi tukang-tukang penyedia bahtera raksasa. Bahtera yang akan mengantar manusia ke sebuah peradaban baru di Benua Afrika.
Benua hitam tersebut mengandung banyak kekayaan alam yang belum diekspolitasi. Kekayaan yang akan menjadi modal atau kapital buat kelangsungan hidup umat manusia. Di Benua Afrika inilah kapitalisme akan tumbuh dan berkembang di bumi yang baru.
Fantastiknya, film berdurasi 158 menit ini mampu meraih keuntungan US$65 juta selama 3 hari penayangannya di seluruh biokop di Amerika Serikat. Pencapaian yang menghantarkan 2012 sebagai jawara box office, mengungguli 9 film lainnya, Disney's A Christmas Carol ( US$22.3 juta), The Men Who Stare at Goats US$6.2 juta, Precious: Based on the Novel Push by Sapphire US$6.1 juta, Michael Jackson's This Is ItUS $5.1 juta, The Fourth Kind US$4.7 juta, Couples Retreat US$4.3 juta, Paranormal Activity US$4.2 juta, Law Abiding Citizen US$3.9 juta dan The BoxUS$3.2 juta.
Tak hanya sukses di Amerika Serikat, film ini juga laris di 105 negara dunia. Prancis berhasil mengumpulkan US$17.2, Rusia meraup US$15.3 juta, Jerman US$12.4 juta, Cina dengan US$12.3 juta, dan Inggris dengan U$10.8 juta. Jika diakumulasikan dengan negara lainnya, total uang yang terkumpul dari tiga hari penayangannya di seluruh dunia itu sudah mencapai US$225 juta.
Pencapaian itu masih dibawah Harry Potter and the Half-Blood Prince (US$236 juta) dan Spider-Man 3 (US$231 juta). Namun, sepertinya 2012 akan mampu melewati dua film hebat di eranya itu.
Sementara itu, Sony selaku produser pun puas dengan hasil yang ada. "Pencapaian ini jelas mengatakan bahwa Roland Emmerich adalah pembuat film luar biasa yang karyanya bergema di mana-mana. Dia mampu menampilkan gambar, efek khusus, serta cerita yang luar biasa," kata Rory Bruer, dari Sony selaku produser 2012.
"Rasanya benar-benar seperti musim panas. Ini membuktikan 2012 pantas mendapatkan posisi film terlaris," kata Paul Dergarabedian, analis film terlaris dari Hollywood.com
Namun, di Indonesia, cerita film ini sudah menuai kontroversi. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Malang bahkan melarang dan mengimbau masyarakat untuk tidak menonton film ini. Meski demikian, bisa dipastikan film ini akan terus meraup keuntungan. Kontroversi yang ada seringkali justru semakin memicu minat warga untuk menonton.
Menurut KH Mahmud Zubaidi ketua MUI Malang, sebagai orang islam memang seharusnya mempercayai adanya hari kiamat. Namun, untuk kepastian terjadinya merupakan kuasa dari yang maha kuasa.
Mahmud mengimbau kepada kaum muslim untuk tidak mempercayai gambaran hari kiamat yang difilmkan sesuai dengan kalender Maya kuno yang meramalkan terjadinya bencana pada saat titik balik matahari di musim dingin tahun 2012.
"Kapan hari kiamat itu terjadi merupakan kuasa dari sang pencipta. Jadi kita tidak boleh menentukan hari itu. Jika ada seperti itu, maka itu menyesatkan," tuturnya.
Berbeda dengan Mahmud, Ketua MUI, Amidhan menganggap film 2012 bukan sebagai masalah besar. Amidhan, Senin (16/11), di Jakarta mengatakan, "Secara pribadi saya tidak masalah, asal film 2012 tidak diasosiasikan dengan hari kiamat. Soalnya, hari terakhir itu tidak ada yang tahu. Film itu juga film fiksi bukan kisah nyata."
Sikap itu yang akhirnya membuat ia dan MUI Pusat belum menentukan mendukung atau mengharamkan 2012. "Kita akan menentukan sikap setelah mengkaji film itu dalam waktu dekat ini," terangnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar