Selamat berkunjung di blog ini, jangan lupa tinggalkan komentar anda, terima kasih....

Jumat, 19 Maret 2010

Kiblat bergeser


Beberapa masjid dari 183 ribu masjid di Indonesia diduga mengalami pergeseran arah kiblat antara 0,7 sampai 1 derajat. Sesuai yang diungkapkan oleh ketua komisi 8 DPR RI Abdul Kadir mengatakan, “memang sedang terjadi pergeseran arah kiblat di beberapa masjid antara 0,7 sampai 1 derajat. DPR meminta departemen agama kususnya dinas Islam untuk melakukan langkah-langkah pendataan dan perbaikan dibeberapa masjid”.

Diduga pergeseran arah kiblat karena sering terjadinya bergesernya lempeng bumi. Lempeng bumi bergeser karena gempa yang kerap terjadi di Indonesia. Pergeseran arah kiblat ditemukan oleh pengukuran alat satlit. Sementara beberapa masjid, khususnya masjid tua di Indonesia dahulu untuk menentukan arah kiblat masih dengan menggunakkan ilmu falaq sehingga kurang akurat. Namun pergeseran arah kiblat tidak harus ditanggapi dengan keresahan, namun niat ibadah itu sendiri yang lebih menentukan.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim meminta Departemen Agama (Depag) RI segera menertibkan sertifikat arah kiblat masjid-masjid di seluruh provinsi untuk ditentukan arahnya sesuai dengan ilmu falaq.

Menurut Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Bukhori MUI Jatim, jika kiblat masjid telah bergeser harus segera dilakukan perubahan. Tetapi harus dilaksanakan oleh orang yang memahami ilmu falaq dan ilmu fiqih. Karena menurut Depag Jateng dari sejumlah pakar geografi, arah kiblat masjid diwilayahnya telah mengalami pergeseran karena adanya pergeseran lempengan bumi akibat gempa yang melanda beberapa waktu yang lalu.
“Apa yang akan dilakukan oleh Depag Jateng itu tidak ada masalah (menentukan arah kiblat yang telah bergeser) asalkan dilakukan dengan ilmu falaq. Tentunya dilakukan oleh orang yang menguasai ilmu falaq dan fiqih,” kata Abdusshomad Bukhori, Yang penting, kata dia, pelurusan arah kiblat tidak dilakukan kontroversial, karena umat Muslim saat ini cenderung sensitif.
MUI Jatim akan melihat perkembangan hasil dari sertifikasi tersebut untuk menentukan kebijakan arah kiblat masjid di Jatim. Jika memang terjadi pergeseran seyogyanya Jatim juga harus melakukan hal yang sama, meski guncangan gempa lebih dirasakan di Jateng.
Diungkapkan Abdushomad, pada zaman Walisongo, arah kiblat memang ke barat, namun agak menyerong ke arah kanan. Kiblat merupakan isyarat umat Muslim membangun satu misi dan visi bersatu menegakkan ajaran agama Islam sebagai penentu arah sholat menghadap ka’bah. “Kiblat adalah arah yang menentukan sah dan tidaknya umat Muslim melakukan shalat. Tetapi jika isu ini ditunggangi orang-orang yang anti-Islam maka persoalanya akan bergeser menjadi perpecahan yang tidak kunjung selesai,” tegasnya


Dikabarkan MUI Jatim dan Kanwil Depag Jateng akan melakukan sertifikasi arah kiblat terutama untuk masjid-masid tua hampir di tiap kabupaten/kota. Setidaknya masjid tua terletak di setiap alun-alun kabupaten/kota seperti Masjid Agung Demak, Masjid Kauman Semarang, dan lain-lain. Jumlah masjid di Jateng saat ini mencapai 39.478 unit. Sedangkan jumlah umat Islam di Jateng mencapai 32 juta orang. Pelurusan tidak akan dilakukan dengan membongkar bangunanya, hanya barisan shaf-nya yang akan digeser.
Agar terjadi koordinasi dan pelaksanaan di lapangan dengan baik, seluruh kantor wilayah di tiap kabupaten/kota se-Jatim utamanya Departemen Agama (Depag) RI harus segera menginventarisasi atau melakukan penelitian arah kiblat masjid dan mushala. Jika arah kiblat benar bergeser maka perlu segera diluruskan kembali.
Pakar Gempa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Dr. Amien Widodo mengungkapkan secara tektonik posisi Ka'bah tidak berubah tetapi akibat gempa, masjid di belahan bumi ini yang mengelilingi Ka’bah bisa bergerak dan berubah posisi. Artinya pusat kiblat yang berada di Ka’bah tidak terpengaruh oleh gempa seperti yang terjadi di Indonesia.
“Kalau ka'bahnya tidak terjadi pergeseran tetapi masjid di sekelilingnya yang berputar,” jelasnya.
Amien berharap agar daerah yang rawan gempa atau yang pernah dilanda bencana gempa untuk mengecek kembali posisi arah kiblat menggunakan kompas. Agar tidak terjadi keragu-raguan dalam menjalankan ibadah sholat.
“Bisa dilihat dengan kompas, kalau memang terjadi perubahan bisa dengan hanya menggeser shofnya 'kan,” tuturnya.


3 komentar:

ani rostiani mengatakan...

Salam silaturahim, Maaf mas saya baru berkunjung lagi.
Soal arah Kiblat, sebetulnya setiap tahun dalam kalender (biasanya kalender yang diterbitkan ormas Islam) selalu menandai tanggal dan waktu saat kita dapat kembali menentukan arah Kiblat, lengkap dengan petunjuknya.

Thariq mengatakan...

gempa menggeser kiblat...gitu kali ya judulnya yang heboh...hehehe

Tamsil Al Madury mengatakan...

Makasih mbak Annie infonya....sebab selama ini kalender yg saya terima dari ormas Islam atau Pondok Pesantren tidak ada penentuan arah kiblat yg ada hanya Jadwal sholat.