Selamat berkunjung di blog ini, jangan lupa tinggalkan komentar anda, terima kasih....

Jumat, 19 September 2008

Renungan Ramadhan


Tanpa terasa kita sudah sampai pada sepuluh terakhir di bulan Ramadhan yang penuh rohmah dan maghfiroh ini. Di samping itu Ramadhan adalah bulan ibadah, di mana pahala dari segala amal di lipatgandakan. Dengan demikian setiap muslim mempunyai kesempatan yang sangat besar untuk mensucikan diri hingga putih bersih dari dosa “sebagaimana saat pertama kali di lahirkan”

Masalahnya adalah apakah kita sudah cukup peduli dan tanggap untuk memperoleh manfaat dari keistimewaan Ramadhan? Sebab, tidak seperti keistimewaan suatu barang, keistimewaan yang diberikan pada suatu tanda waktu adalah keistimewaan pasif. Di butuhkan suatu respon atau aksi untuk mengaktualkan waktu tersebut. Ramadhan hanya bermakna jika kita mengisinya dengan berbagai amal yang bernilai indah di mata Allah.
Ramadhan hanyalah sebuah satuan waktu saja apabila kita tidak memberinya makna terhadapnya. Nilai optimal Ramadhan baru kita dapatkan jika kita menjadikan bulan ini sebagai inspirasi dan momentum untuk memperbanyak ibadah dan memperbaiki pola pikir serta perilaku kita. Marilah kita koreksi ibadah kita selama bulan Ramadhan, sudah berapa juzkah Al quran yang kita baca sampai hari ini ? berapa kali kita tidak melaksanakan sholat taraweh selama Ramadhan kali ini?. Terkadang Ramadhan hanya kita isi dengan rutinitas pekerjaan yang tak kunjung selesai atau kesibukan lain yang tak bermanfaat, Ibadah kita kepada Allah tak lebih dari rutinitas ritual belaka, tidak tampak adanya peningkatan baik kwalitas maupun kwantitas.


Oleh karena itu Ramadhan haruslah kita jadikan momentum perubahan, baik pribadi maupun segala permasalahan social kita, termasuk didalamnya hidup berbangsa dan bernegara. Ramadhan juga kita jadikan bulan pelatihan, dimana segala kesadaran, wawasan keagamaan dan peningkatan ibadah yang kita peroleh di harapkan akan mewarnai kehidupan kita selanjutnya.

Mudah-mudahan Allah memberi kesempatan pada kita untuk menemui bulan Ramadhan yang akan datang. Namun waktu adalah misteri terbesar bagi kita umat manusia.



5 komentar:

Sinopi mengatakan...

aduh, berasa ditampar & tertohok baca postingan ini..
ramadhan kali ini terus terang ga semantap tahun lalu..
apa mau dikata, belum rejeki, bolak-balik demam bikin ibadah ga maksimal.. rugi saya.. banyak waktu terbuang nih..

Me mengatakan...

Sepuluh hari terakhir, mestinya untuk i'tikaf ya? Duuuh malah pas tanggalnya puasaku bolong....

andiana mengatakan...

Ramadhan kali ini terasa tidak semantap RAmadhan yang telah lampau... Ada nilai2 terserak yang secara percuma terabaikan...Ada rasa sesal yang tak tergantikan...Merugi tak terkira...

Oh, semoga Allah memaafkan aku yang dhoif ini...

Kristina Dian Safitry mengatakan...

insyaallah sudah ada peningkatan

Unknown mengatakan...

mudah-mudahan bisa ketemu ramadhan lagi