Selamat berkunjung di blog ini, jangan lupa tinggalkan komentar anda, terima kasih....

Kamis, 22 Januari 2009

Perubahan ala Obama


Warga dunia menaruh harapan besar kepada Presiden AS ke-44, Barrack Obama. Dalam setiap kampanyenya, presiden pertama Amerika yang berkulit hitam ini selalu mengusung satu kata change atau perubahan.
Tapi, apa yang terjadi saat ia memberikan pidatonya pelantikannya di Gedung Capitol, Washington, DC, kemarin? Selasa (20/1), tak sedikit pun kata yang terlontar dari bibirnya untuk menyinggung kebiadaban zionis atas warga Gaza, Palestina. Hati nurani Obama dalam acara ‎pelantikannya sebagai Presiden AS, sama sekali tidak menyinggung ‎kebiadaban Israel. Padahal agresi Israel ke Gaza merupakan tragedi ‎kemanusiaan total yang tak dapat dipungkiri pihak manapun. Kebungkaman Obama soal tragedi kemanusiaan di ‎Gaza kian mengindikasikan bahwa Presiden baru AS, Obama tidak dapat ‎melakukan perubahan mendasar di negeri Paman Sam. Untuk itu, ‎sangatlah wajar bila Presiden Venezuela, Chavez memprdiksikan bahwa ‎Obama akan melakukan langkah yang sama seperti Bush.‎.

Obama hanya mengangkat isu untuk mencari jalan baru dalam bekerjasama dengan negara Muslim berdasarkan kepentingan dan saling menghormati. Ironisnya, Obama justru akan menarik pasukannya dari Irak dan memindahkan sekitar 25 ribu tentaranya ke Afghanistan. Jelas sudah, ia akan memuluskan impian zionisme untuk memecah belah negara Arab dan negeri Muslim. Kita tahu bahwa Afghanistan merupakan salah satu wilayah sentral kekuatan Islam.
Sedangkan negara-negara arab sendiri secara perlahan namun pasti akan terus terbelah, sulit untuk menyatukan pendapat, ini terlihat pada kongres liga Arab beberapa waktu lalu, masih adanya pereselisihan internal antar negara Arab.

Pidato Obama yang ditunggu-tunggu jutaan warga dunia Muslim ternyata nothing. NOL BESAR. Warga Gaza sedikitpun tak menaruh simpatik atau harapan bagi Obama. Apalagi, Obama sendiri tak ubahnya dengan bekas pemimpin AS lainnya.Bahkan, kepongahannya melebihi pendahulunya, Bush. Obama cuma bisa bicara dan kenyataannya, tidak ada perubahan. ‎

Indonesia sendiri, terlalu berlebih dalam merespon agenda pelantikan Obama lalu. Sebagian besar stasiun televisi swasta di Tanah Air menyiarkan secara langsung pidato pelantikan hingga dini hari. Padahal tidak semua stasiun Televisi di Amerika menyiarkan langsung pelantikan obama tersebut.

1 komentar:

Sinopi mengatakan...

ya wajarlah.. Obama kan pengikut Yahudi.. jd spt itulah!

setuju bgt kl endonesya terlalu berlebihan menyikapi dilantiknya Obama jd presiden hanya karna dia pernah tinggal & sekolah di Menteng.
pdhl kan ga jelas apa keuntungan nya buat endonesya kl yg jd presiden amrik si kriwil itu..

endonesya nih kapan sih mao dewasa & pinternya!